A. Hubungan
Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Hubungan antara filsafat dan
filsafat pendidikan sangatlah penting sebab ia menjadi dasar, arah dan pedoman
suatu sistem pendidikan. Menurut Jalaludin & Idi (2007: 32) filsafat
pendidikan merupakan aktivitas pemikiran teratur yang menjadikan filsafat
sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan dan
mengharmoniskan serta menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin di
capai. Menurut Jalaludin & Idi
(2007: 32) hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan
adalah:
1. Filsafat
merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problematika
pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan.
2. Filsafat
berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan
kehidupan yang nyata.
3. Filsafat, dalam
hal ini fisafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah
dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Filsafat
mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslah antara lain
pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi
landasan penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu,
pengalaman pendidik dalam menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan
berhubungan dan berkenaan dengan realita. Semuanya itu dapat disampaikan kepada
filsafat untuk dijadikan bahan-bahan pertimbangan dan tinjauan untuk
memperkembangkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat
mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja
2. Filsafat hendak
memberikan pengetahuan/ pendiidkan atau pemahaman yang lebih mendalam dan
menunjukkan sebab-sebab, tetapi yang tak begitu mendalam
3. Filsafat
memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan
mengkoordinasikannya
4. Lapangan
filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan.
Jadi, antara filsafat pendidikan dan
pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan.
Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan
karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha
perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem
pendidikan.
B. Hubungan
Filsafat dengan Agama
Beberapa
pendapat para ahli tentang hubungan filsafat dengan agama, yaitu:
1. Ada yang mengatakan filsafat dan berpangkal dari wahyu dari Tuhan
konsekuensinya adalah filsafat bukanlah suatu ilmu yang berdiri sendiri, yang
otonom, tidak berdasarkan kodrat akal budi manusia, melainkan sama sekali
tergantung dari dan ditentukan isinya oleh agama. Eksitensi filsafat menjadi
“filsafat agama”, dibagi menjadi dua macam yaitu:
a)
filsafat
agama yang pada umumnya adalah hasil pemikiran dasar-dasar agama yang bersifat
analitis rasional dan kritis, tapi bebas dari ajaran-ajaran agama.
b)
filsafat
suatu agama atau theology membahas dasar-dasar yang terdalam tentang suatu
agama tertentu, misal theology islam, pembasannya tidak mempersalahkan
kebenaran agamanya karena sepenuhnya diterima sebagai kebenaran.
2. Ada yang mengatakan yang ada pada kita, yaitu hanya akal budi manusia saja,
sedangkan agama dan kepercayaan mereka dianggap kolot. Untuk pendapat ini ada
aliran filsafat rationalisme dengan tokoh-tokohnya:
a)
Rene
Descartes yang terkenal dengan ucapanya “Cogito ergo sum; jepense doncje suis;
sive existo” artinya saya berfikir karena itu saya ada.
b)
Benedictus
ce Spinoza. Hanya ada satu substansi yang meliputi segala sesuatu yang
dinamakannya “dues sive substantie” atau “dues sive natura” yang memiliki dua
macam bentuk, yang satu memiliki tanda kekuasaan, yang lain memiliki tanda
kesadaran.
c)
Gottfried
Wilhelm Leibnitz. Terkenal dengan ajarannya “monade”, bahwa yang merupakan
kekuatan adalah gaya atau kekuatan.
3. Menurut filsuf Bertrand Russell: “Antara agama (theologi) dan ilmu
pengetahuan terletak suatu daerah yang tak bertuan. Daerah ini diserang baik
oleh agama (theology) maupun oleh ilmu pengetahuan. Daerah tak bertuan ini
adalah filsafat”.
Dimana dapat dikatakan hubungan
filsafat dengan agama diantaranya adalah setiap orang diharapkan merenung dalam
hikmah untuk menjadi proses pendidikan dan usaha-usaha pendidkan suatu bangsa
guna mempersiapkan generasi muda dan warga negara agar beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan menjadi warga negara sadar dan insaf tentang
hidup serta mempunyai tauladan yang dapat dijadikan perinsip dan keyakinan.
C. Hubungan
Filsafat dengan Kebudayaan
Pengertian kebudayaan dari beberapa
ahli :
1. Taylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang
lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat
2. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentuknya didukung
dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
3. Kotjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, milik dari manusia dengan belajar
4. Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hiup yang diciptakan
oleh manusia
Kebudayaan mempunyai fungsi yang
besar bagi manusia dan masyarkat, berbagai macam kekuatan harus dihadapi
seperti kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat
memerlukan kepuasan baik secara spritual maupun materil. Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia danpat mengembangkan kebudyaan.
Begitu pula manusia hidup dan tergantung apa kebudayaan sebagai hasil
ciptaanya. Kebudayaan memberikan aturan bagi manusia dalam mengolah lingkungan
dengan teknologi hasil ciptaannya. Dan kebudayaan juga diharapkan dengan
pendidikan yang akan mengembangkan dan membangkitkan budaya-budaya dulu, agar
dia tidak punah dan terjaga untuk selamanya. Oleh karena itu, dengan adanya
filsfat, kita dapat mengetahui tentang hasil karya manusia yang akan
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia
terhadal alam lingkungannya. Sehingga kebudayaan memiliki peran :
1. suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya
2. wadah untuk menyalurkan perasan dan kemampuan lain
3. sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. pembeda manusia dengan binatang
5. petunjuk-petunjuk tentang bagaimana harus bertindak dan berperilaku dalam
pergaulan
6. pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,
berbuat, menentukan sikapnya jikga berhubungan dengan orang lain
7. sebagai modal dasar pembangunan
Kebudayaan masyarakat tersebut
sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu
sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau kebudayan kebendaan
yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat terhadap lingkungan
di dalamnya.